Budidaya Jamur Tiram

A. Teknik Budidaya
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, jamur kuping dan jamur shitake. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain.

1. Persiapan
Menyiapkan bangunan. Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalam rumah, biasanya bangunan untuk budidaya jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, di antaranya:

  • Ruang persiapan. Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pengayakan, pencampuran, pewadahan, dan sterilikasi.
  • Ruang Inokulasi. Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
  • Ruang Inkubasi. Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Swapning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
  • Ruang Penanaman. Ruang Penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/penganbutan. Penganbutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.
    Peralatan dan Bahan

2. Peralatan yang di gunakan  pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijian), glukosa, kantong plastic, karet, kapas, cincin plastik.

3. Proses dan Teknik
Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

  • Persiapan Bahan. Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips tepung jagung, dan glukosa.
    Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat singkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu diayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ramayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
  • Bahan-bahan yang telah di timbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60% atau bila kita kepal sebuk tersebut mengumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
  • Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic.
  • Pembungkusan (Pembuatan Baglog). Pembungkusanmenggunakan plastic poriplopilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media kedalam plastik kemudian dipukup/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
  • Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri,kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertubuhan jamur yang di tanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.
  • Inokulasi (pemberian bibit). Inokulasi adalah kegiatan memasukkan bibit jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah disterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu: Varitas Unggul, umur bibit optimal 45 – 60 hari, Warna bibit merata, Tidak terkontaminasi.
  • Inkubasi (masa pertumbuhan milesium) Jamur Tiram. Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

4. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanen ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanen sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

Copyright © 2025 Tips & Solusi Pertanian, Peternakan, Kesehatan dan Peluang Bisnis