Cara Budidaya Terong Organik

Budidaya terong organik memerlukan langkah-langkah yang teliti untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan produktif. Berikut panduan dasar budidaya terong organik:

  1. Pemilihan Bibit Pilih bibit terong yang berkualitas dan bebas dari penyakit. Sebaiknya gunakan varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lokal.
  2. Persiapan Lahan
    – Bersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya.
    – Gemburkan tanah dengan mencangkul atau membajak hingga kedalaman 30-40 cm.
    – Beri pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang matang dengan dosis 20-30 ton per hektar untuk meningkatkan kesuburan tanah.
  3. Penanaman
    – Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 30-40 cm.
    – Jarak tanam ideal untuk terong adalah 60-70 cm antar tanaman dan 70-80 cm antar barisan.
    – Tanam bibit pada sore hari untuk mengurangi stres tanaman.
  4. Pemupukan
    – Gunakan pupuk organik cair, seperti pupuk dari fermentasi limbah dapur atau pupuk Paten, untuk penyemprotan daun setiap 2-3 minggu sekali.
    – Tambahkan pupuk kandang atau kompos sekitar 1 kg per tanaman pada saat tanaman mulai berbunga.
  5. Perawatan
    – Lakukan penyiraman rutin terutama saat musim kemarau.
    – Penyiangan gulma secara berkala untuk mencegah kompetisi nutrisi.
    – Perhatikan serangan hama seperti kutu daun dan ulat. Gunakan pestisida alami seperti ekstrak bawang putih atau neem oil.
  6. Pengendalian Penyakit
    – Gunakan larutan fermentasi air kelapa dan molase untuk meningkatkan kekebalan tanaman.
    – Pangkas daun yang terkena penyakit untuk mencegah penyebaran.
  7. Panen
    Terong siap dipanen 70-80 hari setelah tanam. Panen dilakukan saat buah cukup besar namun belum terlalu matang agar kualitasnya baik.

Budidaya organik ini mengutamakan penggunaan bahan alami dan meminimalkan penggunaan bahan kimia untuk menjaga kesehatan tanah dan tanaman.

Copyright © 2025 Tips & Solusi Pertanian, Peternakan, Kesehatan dan Peluang Bisnis